SUKSES ITU. . .
Karena factor KETURUNAN
TIDAK
ADA HUBUNGAN ILMIAH antara sukses orang tua dengan latar belakang keluarga.
Contohnya: Tukul Arwana, Soichiro Honda, Helmi dan Tantowi Yahya, dll.
Karena factor HOKI/ KEBERUNTUNGAN
Tahu
bahasa inggris untuk keberuntungan?? Yupz! L.U.C.K dari singkatan Labour Under
Correct Knowledge (berusaha dengan pengetahuan yang benar). Sama seperti main
ular tangga, jika anda mendapat angka 6. Apakah anda bisa dikatakan hoki atau
tidak? Naik tangga, turun melalui ular atau tidak keduanya?? Apapun jawaban
anda, toh anda juga harus melempar dadunya sebelum mendapatkan angka 6, bukan??
Kberuntungan
/ hoki itu ternyata harus kita jemput, berusaha mendapatkannya, bekerjalah
dengan pengetahuan yang benar (bekerja cerdas) untuk mendapatkan keberuntungan.
Karena factor NASIB
“Setiap
orang itu punya jalan sendiri. Kalau jalannya sukses, ya sukses. Kalau jalannya
memang tidak sukses, ya bagaimanapun tidak akan sukses.”
Banyak
yang berpendapat bahwa NASIB adalah SKENARIO MUTLAK. Allah tidak akan mengubah
nasib sesorang jika orang tersebut tidak mau mengubahnya.
Karena factor SHIO/ ZODIAK/HARI/ JAM LAHIR
Guys!
Semua jam, hari, bulan, dan tahun adalah baik. Coba anda Tanya shio/ zodiac/
hari bahkan jam lahir dari setiap orang, pastilah ada satu persamaan, misalnya
hari lahir. Tetapi memiliki kesuksesan yang berbeda. atau—jangan-jangan
anda adalah konsumen dari zodiac di majalah????
Karena factor KESEMPURNAAN KONDISI FISIK
Semua
kelemahan bisa diubah menjadi kelebihan. Misalnya saja: Ucok Baba yang bertubuh
kerdil, kini ia berhasil menjadi artis dan bintang iklan. John Foppe yang tidak
memiliki kedua tangan, mampu menjadi motivator perusahaan pengembangan diri
yang sangat terkenal. Helen Adams Keller yang sudah tuli dan buta dari usai 19
bulan menjadi penulis terkenal.
Ramaditya
Adikara, kenalan penulis. Ia adalah penderita buta sejak lahir, tapi—ia
bisa menjadi ahli computer, mahir bermain music, menjadi composer untuk game
milik Nintendo. Bagaimana dengan kita dengan kondisi yang lengkap???
Karena factor TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL YANG TINGGI
Andri
Wongso, pebisnis dan motivator nomor 1 di Indonesia. Tahukah anda bahwa ia
adalah lulusan SDTT, SEKOLAH DASAR TIDAK TAMAT ???
Tingkat
pendidikan formal yang tinggi tetaplah penting, tetapi bukan factor penentu
utama dalam mencapai kesuksesan.
Karena factor USIA
Muda =
sukses, tua = tidak sukses atau—tua = sukses, muda = tidak sukses??
Kolonel
Sanders, pada usia 65 tahun memulai bisnis ayam goring dan bisnis tersebut
masih kita dengar hingga saat ini.
“Tua
sukses itu biasa, muda sukses luar biasa, muda tidak sukses-sukses—kebangetan”
(pepatah penulis)
from book: Funtastic Learning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar